Saturday, May 25, 2019

ngelmu sejati


Ngelmu Sejati

Sugeng Rahayu
Semoga semesta selalu mendukung,
Indonesia merupakan negeri yang cukup kaya di dunia dengan berbagai budaya, adat-istiadat dan juga aliran spiritualpara pendahulu. Pada kesempatan kali ini mari kita sama-sama belajar untuk nguri-nguri ajaran leluhur yang mempunyai nilai moral dan spiritual yang tinggi.  Dilihat dari sejarah Indonesia pada jaman kerajaan terkenal dengan istilah Nuswantara yang saat ini sudah terpecah menjadi beberapa Negara. Tidak perlu panjang lebar untuk saat ini ajaran spiritual dahulu mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan ajaran-ajaran kepercayaan/agama saat ini. Kondisi saat ini agama mengkotak-kotakan masyarakat di Indonesia dan jika salah dipahami hanya menimbulkan perpecahan. Sudah banyak terjadi konflik yang sumber utamanya adalah masalah kepercayaan. Mengapa hal ini cukup menarik untuk dibahas, alasan utamanya adalah sebagai sesama mahkluk yang ada disemesta ini tidak ada yang bisa hidup sendiri, setiap orang/makhluk apapun juga membutuhkan orang/makhluk lain untuk melangsungkan kehidupanya. Tidak ada orang/makhluk yang bisa mencukupi kebutuhanya tanpa orang lain, dari bayi saja kita sudah membutuhkan orang lain yaitu orang tua kita. Orang lain disini adalah orang diluar diri kita sendiri bukan orang diluar grup atau kelompok yang kita miliki. Untuk itu marilah kita sama-sama merendahkan hati untuk sama-sama menghargai dan menghormati orang lain, bukan dari segi harta atau tahta seseorang akan tetapi kita bisa memahami bahwa setiap makhluk bergantung dan membutuhkan orang lain. Hal ini tentu sangat dekat dengan esensi spiritual kehidupan karena inilah yang dinamakan kehidupan yang pasti akan membutuhkan orang lain. Tidak menghina atau mencela siapapun juga tanpa terkecuali hanya karena pada saat itu kita mengalami gejolak emosi atau halk-hal yang mengecewakan karena inilah kehidupan, tak selalu sama seperti apa yang diharapkan.
Kehidupan ini akan berjalan sebagaimana mestinya alam semesta ini berjalan, perubahan akan terjadi setiap waktu, setiap detik yang dilewati membawa perubahan. Ilmu kehidupan inilah yang biasa dikenal dengan ngelmu sejati. Mungkin beberapa orang sudah tidak asing lagi dengan istilah ngelmu sejati dan banyak orang belajar sebenarnya apakah ngelmu sejati itu dan dimana kita mendapatkanya. Ngelmu sejati berasal dari dua kata yaitu ngelmu yang artinya ilmu/pengetahuan dan sejati yang artinya kekal/abadi. Ngelmu sejati ini merupakan ilmu abadi/tidak berubah. Lalu bagaimana ilmu itu tidak berubah sedangkan kondisi semesta ini selalu berubah? Dalm hal ilu kebenaran ada dua jenis yaitu kebenaran biasa dan kebenaran universal. Kebenaran biasa terbentuk karena kondisi-kondisi dimana saat itu bisa diklaim sebagai sesuatu yang benar akan tetapi dilain waktu belum tentu itu disebut sebagai sebuah kebenaran. Contoh mudahnya adalah hukum yang ada dinegara ini, kebenaranya akan selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Akan tetapi ada kebenaran yang hakiki/universal, dimana kebenaran ini tidak bisa dipengaruhi oleh kondisi-kondisi.   Contoh gampangnya adalah kebenaran bahwa segala kondisi disemesta ini pasti akan berubah-ubah dan tidak memuaskan. Setiap orang mengalami perubahan, dari lahir bayi menjadi anak-anak, dewasa, tua dan akan berujung pada kematian.
Ngelmu sejati ini mengajarkan kita unutk melihat dimana kita sebagai makhluk alam semesta harus mengetahui dengan eling terhadap kondisi-kondisi alam semesta dan selalu waspada terhadap hal-hal yang muncul, berlangsung dan akhirnya lenyap. Waspada terhadap hal-hal  yang bisa menjerumuskan  kita kedalam hal yang tidak baik dan akhirnya buah penderitaan. Dengan dipahaminya ngelmu sejati ini paling tidak kita bisa mengontrol segala tindakan yang perlu dilakukan dan tidak perlu dilakukan. Setiap tindakan yang kita ambil dan lakukan akan memberikan dampak terhadap diri kita sendiri dan orang-orang yang ada disekitar kita. Maka dari itu bijaklah dalam mengambil keputusan untuk bertindak baik melalui pikiran, badan jasmani ataupun melalui ucapan.
Ngelmu sejati yang pertama harus kita pahami adalah ketidak-kekalan atau sesepuh kita biasa mengatakan owah-gingsir, ada juga yang mengatakan roda selalu berputar, badai pasti berlalu dan lain sebagainya. Semua itu mengartikan bahwa kondisi semesta ini adalah tidak kekal, selalu berubah. Tidak pernah menetap, Kondisi pikiran kita yang menetap dan tidak mau menerima perubahan maka timbullah ketidakpuasan. Dari ketidakpuasan muncul keinginan-keinginan yang perlu dicapai lagi, dan setelah dicapai muncul keinginan-keingan lain lagi yang berujung pada suatu penderitaan. Menderita karena banyak keinginan yang muncul sebagai akibat tidak puas. Atau bisa juga karena keinginan-keinginan itu tidak tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini akan terus berputar seperti lingakaran yang tidak ada putusnya.
Yang kedua adalah penderitaan, menyerang siapa saja yang hidup disemesta ini, banyak orang yang merasa menderita baik orang yang kaya maupun orang yang miskin. Kalau orang miskin secara kasat mata tentu akan terlihat lebih banyak menderita, tetapi hal demikian belum tentu juga. Pada kenyataanya orang kaya juga mengalami penderitaan karena segi penderitaan tidak selalu bisa dilihat dari segi materialitas. Penderitaan pikiran, jasmani atau bathin seseorang tidak ada yang tahu, semakin banyak materialitas, semakin banyak keinginan yang dimiliki seseorang akan semakin banyak peluang hidupnya lebih menderita. Orang jaman dulu mungkin akan mengatakan “urip kuwi sawang-sinawang”, ketik kita melihat orang lain mungkin akan berpikiran dia lebih bahagia dari hidup kita, padahal orang lain melihat kita mengatakan hal yang sama. Penderitaan ini banyak sumbernya, tetapi sumber yang paling utama adalah ketidakpuasan. Dalam hal penderitaan dirasa tidak perlu panjang lebar untuk menjelaskanya, karena setiap orang bisa mengamati keadanya masing-masing kapan waktunya ia menderita dan kapan ia merasa bahagia.
Selanjutnya yang perlu kita kaji lebih dalam adalah segala sesuatu yang kita lakukan merupakan bentuk refleksi dari pikiran. Pikiran mendahului segala sesuatu yang kita lakukan baik melalui badan jasmani ataupun ucapan. Pikiran merupakan pemogram, peimimpin dan pelopor segala bentuk manifestasi pengetahuan dan tindakan. Pikiran yang tidak tenang, tidak terkontrol akan banyak menimbulkan kekacauan pada diri kita masing-masing. Hidup gelisah, tidak tenang dengan keinginan ini dan itu bersumber dari pikiran yang tidak puas, tidak terkontrol dan termonitor dengan baik.  Apalagi pikiran yang dipenuhi oleh pandangan yang salah akan semakin menjerumuskan diri kita kedalam lubang kegelapan. Orang-oarnag jaman sekarang mungkin akan mengatakan bahwa pikiran orang jaman dulu kuo, primitif, tidak ada majunya sama sekali, istilah kasarnya mungkin “kampungan”. Tetapi bisa kita bandingkan dengan masyarakat saat ini yang katanya lebih maju dan lebih canggih dengan berbagai macam teknologi. Kalau boleh jujur dan kita bandingkan pikiran orang saat ini lebih mundur disbanding dengan orang dulu, mengapa bisa demikian? Orang jaman dulu tidak ada handphone tetapi bisa komunikasi melalui telepati pikiran, coba kondisi saat ini hanya beberapa orang saja yang bisa memaksimalkan kemampuan itu, selebihnya bergantung pada alat elektronik. Dan karena ketergantungan itu juga maka jika tidak ada alat bantu elektronik dia tidak bisa apa-apa. Dari segi bisnis orang sekarang lebih pintar dan menghasilkan keuntungan yang banyak, semakin banyak maka akan semakin serakah, dan serakah itu sendiri merupakan penyakit pikiran. Lebih baik dikatakan mempunyai pikiran yang sederhana/kampungan tetapi dari segi kesehatan pikiran ia lebih sehat dan lebih bahagia. Coba kita wawancara pada sesepuh mengenai pandangan hidup, harta, dsb akan banyak jawaban yang menakjubkan yang kita peroleh. Dan itu semua sudah dijalani dan dipraktekan oleh para leluhur.
Selanjutnya adalah segala sesuatu yang terjadi diluar kendali diri kita sendiri, mengapa bisa dikatakan demikian. Contoh mudahnya adalah bisakah seseorang mengendalikan tubuhnya agar tidak sakit atau tidak berubah menjadi tua atau keriput dsb, hal yang sudah jelas ada pada dirinya dari lahir hingga saat ini apakah bisa dikendalikan? Itu baru sesuatu yang ada pada diri apalagi sesuatu yang berada diluar diri seseorang, berapa mampukah ia mengendalikan hal tersebut. Mungkin kalau orang jaman dulu mengatakan “wes kersane Gusti” atau bisa kita katakan sudah kehendak Tuhan. Jika semua ini adalah kehendak Tuhan maka apa yang perlu seseorang lakukan, tidak melakukan apapun juga tentunya juga tidak masalah dan apapun yang terjadi sudah termasuk kehendak Tuhan.  Apakah hal demikian yang akan kita lakukan dan apakah memang tidak ada yang bisa dikendalikan oleh seseorang? Secara dalam segala sesuatu memang diluar kendali seseorang tetapi seseorang itu bisa mengendalikan pikiran dan perbuatanya, karena seseorang bertindak berdasarkan pemikiran dan kemauanya bukan berdasarkan kehendak Tuhan. Jangan disamakan antara buah pemikiran seseorang dan perbuatan seseorang sepenuhnya kehendak Tuhan. Contoh lain adalah ketika A berniat dan melakukan kejahatan terhadap B, si A memperkosa si B sehingga ia hamil. Si A dan si B masing-masing mempunyai Tuhan berdasarkan kepercayaanya, apakah tindakan kejahatan demikian merupakan kehendak Tuhan, jika Kehendak Tuhan maka dapat diartikan bahwa Tuhan sebagai dalang dari tindakan seseorang yang baik ataupun yang buruk/jahat. Tentu hal ini tidak demikian, setiap orang dapat mengontrol pikiran dan perbuatanya masing-masing, tidak perlu membawa Tuhan terlalu jauh kedalam kehidupan seseorang. Tuhan cukup diartikan sebagai yang Esa dan Maha Suci. Segala sesuatu memang diluar kendali kita akan tetapi segala sesuatu yang terjadi adalah perpaduan dari berbagai kondisi yang secara bersama-sama dan bertepatan mengkondisikan hal itu terjadi. Mungkin seseorang hanya bersumbang dih sedikit atau segilintir kondisi yang kalah pengaruhnya jika dibandingkan dengan kondisi-kondisi lain.
Selain itu kita juga perlu memahami bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini tidak mempunyai inti, segala sesuatu hanyalkah merupakan perpaduan dari berbagai kondisi-kondisi. Contohnya adalah tubuh ini terdiri dari berbagai kondisi atau bisa dikatakan terdiri dari berbagai unsur, yaitu unsur padat, gas, cari, api dll. Jika tidak ada unsur padat atau unsur lainya maka tidak akan bisa terbentuk seseorang/sosok makhluk. Contoh lain yang mudah dicerna adalah mobil teridi dari ban, radiator, velg, pintu, kap mesin, bagasi, jok, stir dll. Jika hanya ada velg dan ban saja apakah bisa dikatakan sebagai mobil atau jika ada jok dan stirnya saja apakah bisa dikategorikan sebagai mobil? Pada kenyataanya adalah tidak, ban dan velg sebagai ban dan velg saja, mobil merupakan perpaduan dari berbagai macam onderdil yang menyokongnya. Inilah yang perlu kita cermati dalam kehidupan kita sehari-hari. Dari sifat kehidupan, pikiran-pikiran yang muncul dan segala sesuatu yang kita lakukan/refleksikan terhadap lingkungan luar. Jangan pernah lelah mengamati kehidupan karena dari situlah akan muncul berbagai pengetahuan. Jangan mudah percaya terhadap segala sesuatunya tanpa adanya suatu pengamatan yang mendalam dan pembuktian. Bukan karena omongan atau pendapat banyak orang, tetapi melalui pemahaman dan pendalam serta praktik langsung diri sendiri,  selamat mengamati kehidupan, sedikit poin yang bisa dibagikan mugi-mugi sedoyo titah nggayuh karaharjan. Rahayu