Ngelmu Sejati
Sugeng Rahayu
Semoga semesta selalu mendukung,
Indonesia merupakan negeri yang
cukup kaya di dunia dengan berbagai budaya, adat-istiadat dan juga aliran
spiritualpara pendahulu. Pada kesempatan kali ini mari kita sama-sama belajar
untuk nguri-nguri ajaran leluhur yang mempunyai nilai moral dan spiritual yang
tinggi. Dilihat dari sejarah Indonesia
pada jaman kerajaan terkenal dengan istilah Nuswantara yang saat ini sudah
terpecah menjadi beberapa Negara. Tidak perlu panjang lebar untuk saat ini ajaran
spiritual dahulu mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
ajaran-ajaran kepercayaan/agama saat ini. Kondisi saat ini agama
mengkotak-kotakan masyarakat di Indonesia dan jika salah dipahami hanya
menimbulkan perpecahan. Sudah banyak terjadi konflik yang sumber utamanya
adalah masalah kepercayaan. Mengapa hal ini cukup menarik untuk dibahas, alasan
utamanya adalah sebagai sesama mahkluk yang ada disemesta ini tidak ada yang bisa
hidup sendiri, setiap orang/makhluk apapun juga membutuhkan orang/makhluk lain
untuk melangsungkan kehidupanya. Tidak ada orang/makhluk yang bisa mencukupi
kebutuhanya tanpa orang lain, dari bayi saja kita sudah membutuhkan orang lain
yaitu orang tua kita. Orang lain disini adalah orang diluar diri kita sendiri
bukan orang diluar grup atau kelompok yang kita miliki. Untuk itu marilah kita
sama-sama merendahkan hati untuk sama-sama menghargai dan menghormati orang
lain, bukan dari segi harta atau tahta seseorang akan tetapi kita bisa memahami
bahwa setiap makhluk bergantung dan membutuhkan orang lain. Hal ini tentu
sangat dekat dengan esensi spiritual kehidupan karena inilah yang dinamakan
kehidupan yang pasti akan membutuhkan orang lain. Tidak menghina atau mencela
siapapun juga tanpa terkecuali hanya karena pada saat itu kita mengalami
gejolak emosi atau halk-hal yang mengecewakan karena inilah kehidupan, tak
selalu sama seperti apa yang diharapkan.
Kehidupan ini akan berjalan
sebagaimana mestinya alam semesta ini berjalan, perubahan akan terjadi setiap
waktu, setiap detik yang dilewati membawa perubahan. Ilmu kehidupan inilah yang
biasa dikenal dengan ngelmu sejati. Mungkin beberapa orang sudah tidak asing
lagi dengan istilah ngelmu sejati dan banyak orang belajar sebenarnya apakah
ngelmu sejati itu dan dimana kita mendapatkanya. Ngelmu sejati berasal dari dua
kata yaitu ngelmu yang artinya ilmu/pengetahuan dan sejati yang artinya
kekal/abadi. Ngelmu sejati ini merupakan ilmu abadi/tidak berubah. Lalu
bagaimana ilmu itu tidak berubah sedangkan kondisi semesta ini selalu berubah?
Dalm hal ilu kebenaran ada dua jenis yaitu kebenaran biasa dan kebenaran
universal. Kebenaran biasa terbentuk karena kondisi-kondisi dimana saat itu
bisa diklaim sebagai sesuatu yang benar akan tetapi dilain waktu belum tentu
itu disebut sebagai sebuah kebenaran. Contoh mudahnya adalah hukum yang ada
dinegara ini, kebenaranya akan selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Akan
tetapi ada kebenaran yang hakiki/universal, dimana kebenaran ini tidak bisa
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi. Contoh gampangnya adalah kebenaran bahwa
segala kondisi disemesta ini pasti akan berubah-ubah dan tidak memuaskan. Setiap
orang mengalami perubahan, dari lahir bayi menjadi anak-anak, dewasa, tua dan
akan berujung pada kematian.
Ngelmu sejati ini mengajarkan
kita unutk melihat dimana kita sebagai makhluk alam semesta harus mengetahui
dengan eling terhadap kondisi-kondisi
alam semesta dan selalu waspada
terhadap hal-hal yang muncul, berlangsung dan akhirnya lenyap. Waspada terhadap
hal-hal yang bisa menjerumuskan kita kedalam hal yang tidak baik dan akhirnya buah
penderitaan. Dengan dipahaminya ngelmu sejati ini paling tidak kita bisa mengontrol
segala tindakan yang perlu dilakukan dan tidak perlu dilakukan. Setiap tindakan
yang kita ambil dan lakukan akan memberikan dampak terhadap diri kita sendiri
dan orang-orang yang ada disekitar kita. Maka dari itu bijaklah dalam mengambil
keputusan untuk bertindak baik melalui pikiran, badan jasmani ataupun melalui
ucapan.
Ngelmu sejati yang pertama harus
kita pahami adalah ketidak-kekalan atau sesepuh kita biasa mengatakan
owah-gingsir, ada juga yang mengatakan roda selalu berputar, badai pasti
berlalu dan lain sebagainya. Semua itu mengartikan bahwa kondisi semesta ini
adalah tidak kekal, selalu berubah. Tidak pernah menetap, Kondisi pikiran kita
yang menetap dan tidak mau menerima perubahan maka timbullah ketidakpuasan.
Dari ketidakpuasan muncul keinginan-keinginan yang perlu dicapai lagi, dan setelah
dicapai muncul keinginan-keingan lain lagi yang berujung pada suatu
penderitaan. Menderita karena banyak keinginan yang muncul sebagai akibat tidak
puas. Atau bisa juga karena keinginan-keinginan itu tidak tercapai sesuai
dengan apa yang diharapkan. Hal ini akan terus berputar seperti lingakaran yang
tidak ada putusnya.
Yang kedua adalah penderitaan, menyerang
siapa saja yang hidup disemesta ini, banyak orang yang merasa menderita baik
orang yang kaya maupun orang yang miskin. Kalau orang miskin secara kasat mata
tentu akan terlihat lebih banyak menderita, tetapi hal demikian belum tentu
juga. Pada kenyataanya orang kaya juga mengalami penderitaan karena segi
penderitaan tidak selalu bisa dilihat dari segi materialitas. Penderitaan pikiran,
jasmani atau bathin seseorang tidak ada yang tahu, semakin banyak materialitas,
semakin banyak keinginan yang dimiliki seseorang akan semakin banyak peluang
hidupnya lebih menderita. Orang jaman dulu mungkin akan mengatakan “urip kuwi
sawang-sinawang”, ketik kita melihat orang lain mungkin akan berpikiran dia
lebih bahagia dari hidup kita, padahal orang lain melihat kita mengatakan hal
yang sama. Penderitaan ini banyak sumbernya, tetapi sumber yang paling utama
adalah ketidakpuasan. Dalam hal penderitaan dirasa tidak perlu panjang lebar
untuk menjelaskanya, karena setiap orang bisa mengamati keadanya masing-masing
kapan waktunya ia menderita dan kapan ia merasa bahagia.
Selanjutnya yang perlu kita kaji
lebih dalam adalah segala sesuatu yang kita lakukan merupakan bentuk refleksi
dari pikiran. Pikiran mendahului segala sesuatu yang kita lakukan baik melalui
badan jasmani ataupun ucapan. Pikiran merupakan pemogram, peimimpin dan pelopor
segala bentuk manifestasi pengetahuan dan tindakan. Pikiran yang tidak tenang,
tidak terkontrol akan banyak menimbulkan kekacauan pada diri kita
masing-masing. Hidup gelisah, tidak tenang dengan keinginan ini dan itu
bersumber dari pikiran yang tidak puas, tidak terkontrol dan termonitor dengan
baik. Apalagi pikiran yang dipenuhi oleh
pandangan yang salah akan semakin menjerumuskan diri kita kedalam lubang
kegelapan. Orang-oarnag jaman sekarang mungkin akan mengatakan bahwa pikiran
orang jaman dulu kuo, primitif, tidak ada majunya sama sekali, istilah kasarnya
mungkin “kampungan”. Tetapi bisa kita bandingkan dengan masyarakat saat ini
yang katanya lebih maju dan lebih canggih dengan berbagai macam teknologi. Kalau
boleh jujur dan kita bandingkan pikiran orang saat ini lebih mundur disbanding dengan
orang dulu, mengapa bisa demikian? Orang jaman dulu tidak ada handphone tetapi
bisa komunikasi melalui telepati pikiran, coba kondisi saat ini hanya beberapa
orang saja yang bisa memaksimalkan kemampuan itu, selebihnya bergantung pada
alat elektronik. Dan karena ketergantungan itu juga maka jika tidak ada alat
bantu elektronik dia tidak bisa apa-apa. Dari segi bisnis orang sekarang lebih
pintar dan menghasilkan keuntungan yang banyak, semakin banyak maka akan
semakin serakah, dan serakah itu sendiri merupakan penyakit pikiran. Lebih baik
dikatakan mempunyai pikiran yang sederhana/kampungan tetapi dari segi kesehatan
pikiran ia lebih sehat dan lebih bahagia. Coba kita wawancara pada sesepuh mengenai
pandangan hidup, harta, dsb akan banyak jawaban yang menakjubkan yang kita
peroleh. Dan itu semua sudah dijalani dan dipraktekan oleh para leluhur.
Selanjutnya adalah segala sesuatu
yang terjadi diluar kendali diri kita sendiri, mengapa bisa dikatakan demikian.
Contoh mudahnya adalah bisakah seseorang mengendalikan tubuhnya agar tidak
sakit atau tidak berubah menjadi tua atau keriput dsb, hal yang sudah jelas ada
pada dirinya dari lahir hingga saat ini apakah bisa dikendalikan? Itu baru
sesuatu yang ada pada diri apalagi sesuatu yang berada diluar diri seseorang,
berapa mampukah ia mengendalikan hal tersebut. Mungkin kalau orang jaman dulu
mengatakan “wes kersane Gusti” atau bisa kita katakan sudah kehendak Tuhan.
Jika semua ini adalah kehendak Tuhan maka apa yang perlu seseorang lakukan,
tidak melakukan apapun juga tentunya juga tidak masalah dan apapun yang terjadi
sudah termasuk kehendak Tuhan. Apakah
hal demikian yang akan kita lakukan dan apakah memang tidak ada yang bisa
dikendalikan oleh seseorang? Secara dalam segala sesuatu memang diluar kendali
seseorang tetapi seseorang itu bisa mengendalikan pikiran dan perbuatanya,
karena seseorang bertindak berdasarkan pemikiran dan kemauanya bukan berdasarkan
kehendak Tuhan. Jangan disamakan antara buah pemikiran seseorang dan perbuatan
seseorang sepenuhnya kehendak Tuhan. Contoh lain adalah ketika A berniat dan
melakukan kejahatan terhadap B, si A memperkosa si B sehingga ia hamil. Si A
dan si B masing-masing mempunyai Tuhan berdasarkan kepercayaanya, apakah
tindakan kejahatan demikian merupakan kehendak Tuhan, jika Kehendak Tuhan maka
dapat diartikan bahwa Tuhan sebagai dalang dari tindakan seseorang yang baik
ataupun yang buruk/jahat. Tentu hal ini tidak demikian, setiap orang dapat
mengontrol pikiran dan perbuatanya masing-masing, tidak perlu membawa Tuhan
terlalu jauh kedalam kehidupan seseorang. Tuhan cukup diartikan sebagai yang
Esa dan Maha Suci. Segala sesuatu memang diluar kendali kita akan tetapi segala
sesuatu yang terjadi adalah perpaduan dari berbagai kondisi yang secara
bersama-sama dan bertepatan mengkondisikan hal itu terjadi. Mungkin seseorang
hanya bersumbang dih sedikit atau segilintir kondisi yang kalah pengaruhnya
jika dibandingkan dengan kondisi-kondisi lain.
Selain itu kita juga perlu
memahami bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini tidak mempunyai inti, segala
sesuatu hanyalkah merupakan perpaduan dari berbagai kondisi-kondisi. Contohnya
adalah tubuh ini terdiri dari berbagai kondisi atau bisa dikatakan terdiri dari
berbagai unsur, yaitu unsur padat, gas, cari, api dll. Jika tidak ada unsur
padat atau unsur lainya maka tidak akan bisa terbentuk seseorang/sosok makhluk.
Contoh lain yang mudah dicerna adalah mobil teridi dari ban, radiator, velg,
pintu, kap mesin, bagasi, jok, stir dll. Jika hanya ada velg dan ban saja
apakah bisa dikatakan sebagai mobil atau jika ada jok dan stirnya saja apakah
bisa dikategorikan sebagai mobil? Pada kenyataanya adalah tidak, ban dan velg
sebagai ban dan velg saja, mobil merupakan perpaduan dari berbagai macam
onderdil yang menyokongnya. Inilah yang perlu kita cermati dalam kehidupan kita
sehari-hari. Dari sifat kehidupan, pikiran-pikiran yang muncul dan segala
sesuatu yang kita lakukan/refleksikan terhadap lingkungan luar. Jangan pernah
lelah mengamati kehidupan karena dari situlah akan muncul berbagai pengetahuan.
Jangan mudah percaya terhadap segala sesuatunya tanpa adanya suatu pengamatan
yang mendalam dan pembuktian. Bukan karena omongan atau pendapat banyak orang,
tetapi melalui pemahaman dan pendalam serta praktik langsung diri sendiri, selamat mengamati kehidupan, sedikit poin yang
bisa dibagikan mugi-mugi sedoyo titah nggayuh karaharjan. Rahayu