Keunggulan
agama Buddha
Sang Buddha merupakan seorang yang telah mencapai penerangan sempurna,
sempurna dalam tindak-tanduknya, sempurna menempuh jalan ke Nibbana, mengetahui
alam-alam kehidupan, guru yang membimbing para dewa dan manusia, yang sadar,
yang patut dimuliakan. Sang Buddha diagungkan bukan karena kekayaan, keindahan,
atau lainnya. Beliau diagungkan karena kebaikan, kebijaksanaan, dan
pencerahanNya. Inilah yang nantinya akan menjadi alasan mengapa kita sebagai umat Buddha,
menganggap ajaran Buddha sebagai jalan hidup yang baik
untuk dikarjakan dan bisa juga dikatakan yang tertinggi. Keunggulan-keunggulan yang menimbulkan kekaguman pada ajaran Sang Buddha
- Agama Buddha tidak membedakan kelas / kasta
Sang Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kelahirannya, kasta atau status sosialnya, bukan pula karena percaya atau menganut suatu ajaran kepercayaan atau agama. Seseorang dapat dikatakan baik atau jahat karena perbuatannya yang membuat moralitas seseorang menjadi baik atau buruk. Dengan melakukan perbuatan jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan melakukan perbuatan baik, seseorang akan menjadi baik. Setiap orang, tanpa melihat kelahirannya, keluarganya, orang miskin atau kaya, semua bisa masuk surga atau neraka, atau bahkan bisa mencapai Nibbana. Hal ini sangat dipengaruhi oleh perbuatannya atau moralitasnya. didalam kotbah-kotbah yang termuat dalam sutta yang telah dipelajari, Sang Buddha sering sekali menekankan pada moralitas yang mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. - Agama Buddha
mengajarkan cinta kasih yang universal
Sang Buddha mengajarkan kita untuk selalu mengembangkan metta (kasih sayang dan cinta kasih) kepada semua makhlukdi dalam diri kita. Cinta kasih dan kasih sayang terhadap semua makhluk dipancarkan tanpa batas tanpa terkecuali. Artinya pikiran ini dipancarkan kepada semua makhluk, dewa, manusia, atau makhluk-makhluk yang terlahir di alam menderita (apaya 4), seperti kelahiran makhluk dialam neraka, hewan, setan, asura. Hal yang mudah kita ucapkan dan sulit untuk dipraktikkan adalah ketika mencoba untuk memancarkan kasih sayang dan cinta kasih itu kepada orang yang kita benci, atau kepada musuh kita. Padahal Sang Buddha sudah menganjurkan untuk memancarkan pikiran tersebut tanpa pandang bulu. Hal ini sangat berbeda dengan beberapa agama yang mengajarkan bahwa hewan diciptakan Tuhan untuk kepentingan dan kelangsungan hidup manusia, sehingga membunuh makhluk selain manusia bukanlah kejahatan asalkan demi kelangsungan. Beberapa agama bahkan membenarkan membunuh orang bersalah yang menentang agamanya atau orang yang bertindak melawan doktrin agamanya. - Dalam ajaran Buddha,
tidak seorang pun diperintahkan untuk langsung percaya begitu saja
Sang Buddha tidak pernah memaksa seseorang untuk mempercayai ajaranNya. Semua adalah pilihan sendiri, tergantung pada pembuktian mengenai apa yang diajarkan (ehipassiko). Kitab-kitab, tradisi leluhur, Sang Buddha menyarankan tidak langsung percaya begitu saja tanpa membuktikan manfaat yang diperoleh dengan melakukan atau percaya pada hal tersebut termasuk jangan langsung percaya kepada apa yang telah Sang Buddha ajarkan sendiri tanpa membuktikan kebenarannya. Hal ini pun berbeda dengan agama lain yang melarang pengikutnya mengkritik ajarannya sendiri. Jelas bagi kita bahwa ajaran Buddha memberikan kemerdekaan atau kebebasan berpikir seluas-luasnya untuk membuktikan dan memahami keluhuran ajaran Sang Buddha itu sendiri. - Agama Buddha
mengajarkan diri sendiri sebagai perlindungan terbaik
Sang Buddha pernah menjelaskan didalam Mahaparinibbana sutta bahwa, “Jadilah dirimu sebagai pelindung bagi dirimu sendiri". Kata-kata yang cukup singkat, padat, dan mempunyai penjelasan yang sangat panjang untuk memahaminya. Didalam ajaran lain mungkin kita dianjurkan untuk meminta perlindungan kepada sosok adi biasa atau yang biasa dikenal dengan istilah Tuhan. tetapi, mengapa dalam agama Buddha, Sang Buddha menjelaskan demikian seperti diatas? Mengapa Sang Buddha menganjurkan siswanya untuk menjadikakn dirinya sendiri sebagai pulau perlindungan? Untuk menjawab pertanyaan ini maka ada juga pertanyaan yang harus ditanyakan kepada diri kita sendiri. Ketika terjadi sesuatu musibah/kecelakaan kepada siapakah kita harus berlindung? Apakah kecelakaan itu terjadi karena Tuhan atau makhluk lain? Siapa yang kurang hati-hati dan waspada?Jawablah dengan penuh kesadaran atau sadar diri.
Sang Buddha tidak pernah mengutuk seseorang ke neraka atau pun menjanjikan seseorang lahir di surga, atau Nibbana; karena semua itu tergantung akibat dari perbuatan yang telah dilakukan oleh masing-masing orang. Sang Buddha hanyalah guru atau pembimbuing yang menunjukkan jalan. Seperti tertulis dalam Dhammapada, “Semua Buddha, termasuk Saya, hanyalah penunjuk jalan.” Pilihan untuk mengikuti jalanNya atau tidak, tergantung pada diri kita sendiri. Hal ini pula yang membedakan dengan agama lain yang percaya Tuhan bisa menghukum orang ke neraka atau mengirimnya ke surga.
No comments:
Post a Comment